Jakarta,aktifia.com – Bencana banjir kembali melanda Bali dan membuat aktivitas warga di beberapa titik lumpuh total. Hujan deras yang mengguyur sejak Selasa malam hingga Rabu pagi (10/9/2025) membuat sejumlah wilayah di Denpasar dan Badung berubah jadi lautan air. Mobil dan motor terendam, pasar kebanjiran, hingga akses jalan utama tak bisa dilalui.
Dari pantauan di lapangan, genangan air paling parah terjadi di kawasan Denpasar dan Badung. Di Jalan Gunung Soputan, Denpasar, misalnya, area parkir sebuah penginapan terendam air. Anderson (22), seorang tamu asal Jakarta yang kebetulan menginap di sana, mengaku kaget saat melihat mobil dan motornya ikut jadi korban.
“Tadi saya cek, ternyata air sudah masuk ke dalam mobil. Barang-barang di dalamnya basah semua. Rasanya nyesek banget,” kata Anderson saat diwawancara.
Tak hanya di sana, genangan juga membuat underpass di Simpang Dewa Ruci, Kuta, Badung, tertutup air. Kondisi ini bikin akses jalan lumpuh total. Sejumlah pengendara terjebak karena mobil mereka terendam hingga mesin mati. Akibatnya, kemacetan panjang pun tak bisa dihindari.
Banjir juga menghantam salah satu pusat aktivitas warga, Pasar Kumbasari, Denpasar. Basement pasar yang biasanya ramai oleh pedagang dan pembeli, mendadak berubah jadi kolam besar.
Ni Luh Sudiani (39), salah satu pedagang buah-buahan di pasar itu, mengaku tak sempat menyelamatkan dagangannya. Air datang begitu cepat setelah tembok di dekat jembatan runtuh.
“Tiba-tiba air gede banget masuk. Barang dagangan saya habis semua. Nggak ada yang bisa diselamatin,” tutur Sudiani dengan wajah lesu.
Hampir semua pedagang di basement mengalami nasib serupa. Dagangan terendam, kios hancur, dan aktivitas jual-beli otomatis berhenti. Para pedagang kini hanya bisa menunggu air surut, sambil berharap masih ada barang yang bisa diselamatkan.
Hingga siang hari, tim gabungan dari SAR, TNI, BPBD, dan relawan terus berjibaku melakukan evakuasi kendaraan dan pembersihan area pasar. Pohon tumbang, ranting, hingga sampah rumah tangga yang terbawa arus memperparah kondisi.
Petugas menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi warga dan pedagang yang masih terjebak di lokasi. Beberapa mobil derek juga dikerahkan untuk mengangkat kendaraan yang terendam dan tidak bisa dihidupkan lagi.
“Prioritas utama kami sekarang adalah memastikan keselamatan warga. Setelah itu baru kita fokus pada pembersihan puing dan sampah,” kata salah satu anggota tim SAR.
Banjir ini tentu saja berdampak besar pada aktivitas masyarakat Bali, terutama di kawasan Denpasar dan Badung. Banyak warga yang tidak bisa bekerja karena akses jalan terputus. Transportasi umum pun terganggu, sementara ojek online banyak yang menolak orderan karena takut kendaraan mereka rusak.
Sejumlah sekolah juga terpaksa meliburkan muridnya, mengingat banyak orang tua tidak bisa mengantar anak-anak mereka. Bagi warga yang rumahnya terendam, mereka memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau tinggal sementara di rumah kerabat.
Hingga saat ini, pemerintah daerah belum merilis angka pasti terkait kerugian akibat banjir. Namun, diperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah, mengingat banyak kendaraan, kios pasar, dan rumah warga yang terendam.
Warga Bali sendiri berharap ada langkah cepat dari pemerintah, baik dalam penanganan banjir maupun pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. “Kami sudah sering kena banjir, tapi kali ini parah banget. Semoga pemerintah segera turun tangan,” ucap Made, seorang warga Denpasar.
Banjir besar di Bali kali ini menjadi peringatan serius tentang pentingnya sistem drainase yang lebih baik, serta pengelolaan sungai yang lebih maksimal. Jika tidak, setiap hujan deras berpotensi membawa bencana serupa di kemudian hari. (NU)