Banjir di sekitar Simpang Dewa Ruci, Badung, Bali. (I Nyoman Adhisthaya Sawitra/detikBali)
Banjir di sekitar Simpang Dewa Ruci, Badung, Bali. (I Nyoman Adhisthaya Sawitra/detikBali)

Jembrana, Denpasar, Klungkung Tergenang, 2 Warga Tewas

Jakarta, aktifia.comHujan deras yang mengguyur Bali sejak Selasa malam (9/9/2025) bikin sejumlah wilayah lumpuh. Mulai dari Jembrana sampai Denpasar, air meluap dan bikin aktivitas warga kacau. Mobil terendam, rumah kebanjiran, bahkan ada korban jiwa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir kali ini melanda empat kabupaten/kota di Bali: Jembrana, Gianyar, Tabanan, Klungkung, serta Kota Denpasar. Hujan deras mulai turun sekitar pukul 23.15 WIB, dan dalam hitungan jam, jalanan berubah jadi sungai dadakan.

Wilayah yang paling parah terdampak adalah Kabupaten Jembrana. Di daerah ini, banjir bukan hanya merendam rumah dan jalanan, tapi juga menelan korban jiwa. BNPB melaporkan ada dua warga yang meninggal dunia akibat banjir.

“Data sementara per pukul 11.30 WIB, ada dua orang meninggal dunia dan 103 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa terdampak di Kabupaten Jembrana,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (10/9/2025).

Selain korban jiwa, banyak warga harus mengungsi. Tercatat 85 orang mengungsi ke beberapa titik aman, seperti pos balai Desa Yeh Kuning, pos balai Banjar Yeh Kuning, Musala Assidiqie, dan Musala Darul Mustofa. Mereka terpaksa meninggalkan rumah karena banjir masuk cukup tinggi dan membahayakan keselamatan.

Tidak hanya Jembrana, banjir juga melanda Kabupaten Klungkung. Ada 104 keluarga dengan total 423 jiwa yang terdampak. Hingga berita ini ditulis, BNPB masih mendata jumlah kerugian serta korban di wilayah tersebut.

Sementara itu, di Kabupaten Gianyar, tepatnya di Kecamatan Sukawati, banjir membuat banyak rumah warga tergenang. Di Tabanan, Kecamatan Kediri juga ikut terendam. Bahkan di Denpasar, hampir semua wilayah kecamatan terkena imbas, mulai dari Denpasar Timur, Utara, Selatan, hingga Barat.

Sebagai ibu kota Provinsi Bali, Denpasar tentu jadi sorotan. Banyak jalan utama lumpuh total karena genangan air yang cukup tinggi. Aktivitas warga pun kacau, mulai dari sekolah yang terpaksa diliburkan, transportasi terganggu, hingga pasar dan pertokoan tidak bisa buka.

Beberapa warga bahkan harus meninggalkan kendaraan mereka di jalan karena sudah tidak bisa jalan lagi. Mobil dan motor terendam sampai mesin mati. Di media sosial, banyak beredar video yang memperlihatkan kondisi jalanan yang seperti kolam renang raksasa.

Sayangnya, masalah ini belum selesai. BNPB memperingatkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi mengguyur Bali sore hingga malam hari. Angin kencang juga diprediksi akan ikut melanda sejumlah daerah.

“Peringatan dini cuaca berlaku untuk beberapa wilayah Bali, termasuk Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, dan Denpasar,” kata Abdul.

Dengan kondisi ini, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah. Ancaman yang mungkin muncul bukan cuma banjir, tapi juga banjir bandang, tanah longsor, hingga pohon tumbang karena angin kencang.

Di tengah musibah ini, warga berharap pemerintah bisa bergerak cepat. Bantuan logistik, tenda darurat, dan evakuasi jadi hal yang paling dibutuhkan saat ini. Beberapa warga mengaku bingung harus tinggal di mana, karena rumah mereka sudah tidak layak ditempati untuk sementara.

“Kami butuh makanan dan selimut. Anak-anak juga kedinginan karena semalam kehujanan,” ungkap salah satu pengungsi di Jembrana.

Para pedagang pasar juga mengeluh karena dagangan mereka habis terendam. Kerugian materi diprediksi mencapai miliaran rupiah, mengingat banyak rumah, kios, dan kendaraan rusak parah.

Banjir yang melanda Bali jadi pengingat bahwa sistem drainase dan pengelolaan sungai harus lebih diperhatikan. Bali, yang dikenal sebagai destinasi wisata dunia, ternyata masih rentan dengan masalah banjir besar.

Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan evaluasi, memperbaiki infrastruktur, serta menyiapkan rencana mitigasi agar kejadian serupa bisa diminimalisir di masa depan.

Bagi warga, kewaspadaan juga penting. Musim hujan seringkali datang membawa risiko, dan kesiapan menghadapi bencana bisa menyelamatkan banyak nyawa. (NU*)