Gelombang aksi protes yang sudah berlangsung sejak 25 Agustus 2025 masih terus meluas. Tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob, membuat kemarahan publik kian membesar. Dampaknya, unjuk rasa yang awalnya terpusat di Jakarta kini merembet ke berbagai daerah: dari Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.
Artikel ini merangkum situasi terbaru pada Sabtu, 30 Agustus 2025, lengkap dengan perkembangan di berbagai kota.
Latar Belakang Aksi
Aksi ini sudah berlangsung selama hampir seminggu. Bermula dari penolakan kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat, demonstrasi makin memanas setelah tragedi yang menimpa Affan. Banyak pihak menilai peristiwa tersebut sebagai bentuk represif aparat terhadap warga sipil.
Situasi pun berubah: dari aksi protes yang sebagian besar damai, berkembang menjadi gelombang besar yang penuh bentrokan. Fasilitas umum rusak, lalu lintas lumpuh, bahkan korban jiwa mulai berjatuhan.
Jakarta: Bentrokan di DPR dan Senen

Jakarta masih jadi pusat aksi terbesar. Sejak pagi, ribuan massa berkumpul di sekitar kompleks DPR/MPR Senayan. Situasi memanas ketika massa mendobrak gerbang utama DPR. Petasan dilempar ke arah aparat, sementara polisi membalas dengan tembakan gas air mata.
Kerusakan terlihat nyata: halte Transjakarta di sekitar DPR terbakar, pembatas jalan hancur, hingga pohon dan tiang listrik roboh. Asap hitam sisa pembakaran ban baru padam menjelang siang.
Di kawasan Senen dan Kwitang, massa juga bertahan sejak dini hari. Jalan Kramat Kwitang ditutup total, membuat lalu lintas lumpuh. Menjelang siang, aparat dengan perlengkapan lengkap mulai menguasai keadaan. Petugas kebersihan langsung bekerja membersihkan puing-puing sisa bentrokan.
Depok: Tegang di Mako Brimob Kelapa Dua

Depan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, menjadi titik panas sejak dini hari. Massa melemparkan batu ke arah gedung, dibalas gas air mata oleh polisi. Kejar-kejaran terjadi di jalan sekitar.
Situasi baru mulai tenang sekitar pukul 08.00 WIB. Meski begitu, pengamanan diperketat. Aparat bersenjata lengkap berjaga, ditambah kendaraan taktis dan petugas berpakaian preman yang disebar di titik strategis.
Surabaya: Antara Ricuh dan Solidaritas

Di Surabaya, ketegangan sudah terasa sejak malam sebelumnya. Jalan Basuki Rahmat jadi saksi kerusakan sejumlah fasilitas umum. Hingga pagi, massa masih terlihat berkumpul di beberapa titik.
Yang menarik, meski malamnya bentrokan pecah di depan Gedung Grahadi, pagi harinya massa justru membagikan sembako kepada warga sekitar. Aksi ini menunjukkan dua sisi: kemarahan di satu sisi, solidaritas di sisi lain.
Cirebon: Jalan Utama Macet Panjang
Di Cirebon, massa berpusat di Gapura Batik Trusmi. Ratusan orang menutup akses jalan utama yang menghubungkan Jawa Barat ke Jawa Tengah. Akibatnya, kemacetan panjang tak terhindarkan.
Selain itu, sekelompok mahasiswa berorasi lantang, sementara sebagian massa melanjutkan aksi ke Alun-Alun Kejaksaan. Ini memperlihatkan bahwa jaringan aksi mulai merambah ke titik-titik penting kota.
Mataram: Gas Air Mata vs Petasan

Di Mataram, Nusa Tenggara Barat, aksi massa berlangsung panas. Titik utama berada di depan Kantor DPRD. Massa melempar batu dan petasan, dibalas gas air mata oleh aparat.
Asap tebal membumbung tinggi, terlihat jelas dari kejauhan. Situasi ini membuat aktivitas warga sekitar lumpuh untuk sementara.
Makassar: Tragedi di Gedung DPRD
Makassar mencatat salah satu kerusakan terparah. Sedikitnya 10 kendaraan terbakar di halaman DPRD, sebagian masih mengeluarkan asap. Jalanan sekitar dipenuhi pecahan kaca dan puing bekas pembakaran.
Lebih memilukan, tiga orang meninggal dunia akibat kebakaran di gedung tersebut. Pemerintah Kota Makassar turut melayat ke rumah salah satu korban di Kecamatan Tamalate sebagai bentuk belasungkawa.
Yogyakarta: Sultan Turun Tangan
Bentrok juga pecah di depan Mapolda DIY. Massa melempar batu dan petasan ke arah aparat, dibalas gas air mata. Kejar-kejaran membuat suasana kota sempat kacau.
Namun sekitar pukul 10.00 WIB, massa mulai mundur. Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DIY, sempat turun langsung ke lokasi semalam. Kehadiran Sultan membuat situasi sedikit mereda karena massa menghormati beliau.
Wonosobo: Aksi Terkendali
Di Wonosobo, massa berkumpul di depan Kantor Bupati dan alun-alun kota. Mereka menggelar orasi dengan pengamanan ketat aparat. Hingga siang, tidak ada kericuhan besar, tapi aparat tetap waspada karena potensi eskalasi selalu ada.
Denpasar: Pecalang Turut Menjaga
Ratusan demonstran menggelar long march menuju Mapolda Bali di Denpasar. Aparat kepolisian mendapat bantuan dari pecalang, satuan pengamanan adat Bali. Kehadiran pecalang cukup efektif menjaga suasana tetap terkendali, meski massa cukup banyak.
Kolaborasi ini membuat aksi di Denpasar lebih tertib dibanding kota-kota lain.
Brebes: Massa Kuasai DPRD

Di Brebes, Jawa Tengah, massa memenuhi area depan DPRD Kabupaten. Mereka menyalakan flare yang menimbulkan api dan asap tebal. Situasi makin panas ketika massa masuk ke halaman DPRD.
Kerumunan besar yang sulit dikendalikan membuat aparat harus meningkatkan penjagaan. Hingga siang, situasi masih belum sepenuhnya kondusif.
Benang Merah dari Berbagai Daerah
Jika ditarik benang merah, pola yang terlihat hampir sama:
-
Jakarta, Surabaya, Makassar, Yogyakarta jadi titik bentrokan keras.
-
Cirebon, Wonosobo, Brebes menunjukkan meluasnya jaringan aksi di Jawa.
-
Mataram dan Denpasar membuktikan bahwa wilayah timur juga terimbas, meski dengan dinamika berbeda.
Kemarahan publik akibat tragedi Affan Kurniawan menjadi pemicu utama. Fasilitas umum rusak, lalu lintas lumpuh, dan korban jiwa jadi konsekuensi yang terus bertambah.
Kesimpulan: Gelombang Aksi Belum Reda
Dari laporan Sabtu (30/8/2025) pagi hingga siang, jelas bahwa gelombang aksi masih jauh dari selesai. Setiap kota punya dinamika sendiri, tapi gambaran besar tetap sama: publik marah, aparat berjaga ketat, dan ketidakpastian masih menyelimuti.
Meski ada momen solidaritas seperti di Surabaya atau pengamanan adat seperti di Bali, eskalasi di tempat lain menunjukkan potensi konflik masih besar.